Film DIPERKOSA SETAN atau RAPED BY SAITAN tiba-tiba menjadi kontroversial. Sejak trailernya muncul di beberapa situs, film produksi MM Creations tersebut memancing banyak pro dan kontra karena dianggap mengandung adegan vulgar. Namun, Petruska Karangan selaku sang sutradara membantah jika film besutannya mengandung hal porno. Bahkan ceritanya sempat mengalami revisi beberapa kali dalam dua bulan ini. "Yang saya tahu fiktif (ceritanya), memang di-create untuk tontonan," ujarnya saat ditemui di Kantor MM Production, Jl. Juanda, Jakpus, Jumat (5/2). Most of this information comes straight from the news pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.
Diakui Petruska, pihaknya memang memanfaatkan kepercayaan masyarakat terhadap cerita mistis, jadi seakan-akan membuat judul dari film ini terkesan nyata. "Itu yang dimanfaatin, jualannya di situ. Dari sisi komersil judulnya cukup ngejual. Kalau dibilang provokatif ya," katanya. Di film yang mengambil lokasi syuting di Jakarta tersebut dengan bintang utama Cynthiara Alona, lanjut Petruska, awalnya menggunakan judul dengan bahasa Inggris, RAPED BY SAITAN. Namun dengan pertimbangan agar lebih dimengerti masyarakat maka judulnya pun mengalami perubahan. "Kita berpikir biar lebih gampang dimengerti oleh masyarakat akhirnya ada bahasa Indonesianya. Tapi justru yang terangkat judul Indonesia. Untuk di luar Jakarta, film ini mampu mem-provoke untuk menonton," pungkasnya. (kpl/hen/boo)
Diakui Petruska, pihaknya memang memanfaatkan kepercayaan masyarakat terhadap cerita mistis, jadi seakan-akan membuat judul dari film ini terkesan nyata. "Itu yang dimanfaatin, jualannya di situ. Dari sisi komersil judulnya cukup ngejual. Kalau dibilang provokatif ya," katanya. Di film yang mengambil lokasi syuting di Jakarta tersebut dengan bintang utama Cynthiara Alona, lanjut Petruska, awalnya menggunakan judul dengan bahasa Inggris, RAPED BY SAITAN. Namun dengan pertimbangan agar lebih dimengerti masyarakat maka judulnya pun mengalami perubahan. "Kita berpikir biar lebih gampang dimengerti oleh masyarakat akhirnya ada bahasa Indonesianya. Tapi justru yang terangkat judul Indonesia. Untuk di luar Jakarta, film ini mampu mem-provoke untuk menonton," pungkasnya. (kpl/hen/boo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar